You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Rabu, 14 September 2011

Kebiasaan Sepele yang Bisa Menyebabkan Otak Rusak

Otak adalah organ tubuh yang paling vital dan penting bagi kelangsungan hidup manusia. Jika manusia diibaratkan sebuah komputer, otak adalah prosesornya. Tapi tanpa disadari, setiap harinya otak bisa mengalami kerusakan dari kebiasaan hidup sehari-hari.

Seperti dilansir Calorielab, Kamis (11/2/2010), otak manusia terdiri lebih dari 100 miliar saraf yang masing-masing terkait dengan 10 ribu saraf lain. Otak adalah organ tubuh vital yang merupakan pusat pengendali sistem saraf pusat.

Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi, ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.

Otak adalah penyalur energi terbesar bagi tubuh. Meski ukuran otak hanya sebesar 2 persen dari keseluruhan berat badan manusia, tapi seluruh kegiatan tubuh dikontrol olehnya. Artinya jika berat badan seseorang 60 kg, maka berat otaknya sekitar 1,2 kg. Hampir 75 persen otak manusia terdiri atas air.

Hanya sekitar 10% fungsi otak yang difungsikan oleh manusia, dengan demikian seharusnya masih banyak potensi otak yang belum diolah oleh manusia. Apalagi kekuatan kompetensi otak adalah sekitar 1013 – 1016 operasi per detik.

Untuk itulah otak perlu dijaga dan dirawat, jika tidak penyakit-penyakit yang merusak otak pun bisa terjadi. Seperti dikutip dari Healthmad, Kamis (11/2/2010), berikut ini 10 kebiasaan sepele yang menyebabkan otak menjadi rusak, yaitu :

1. Tidak sarapan
Mereka yang tidak sarapan akan memiliki kadar gula darah yang rendah. Hal ini akan memicu ketidakcukupan nutrisi pada otak padahal otak butuh nutrisi yang cukup untuk tetap bisa bekerja. Akibat kurang suplai nutrisi terutama glukosa, akhirnya kemampuan otak akan cepat menurun.

2. Makan berlebihan
Sikap yang terlalu berlebihan bisa mengeraskan pembuluh darah di otak yang akhirnya dapat menurunkan kekuatan mental.

3. Merokok
Semua orang tahu merokok itu tidak baik untuk kesehatan dan ada banyak dampak buruk yang dihasilkan bagi organ tubuh jika merokok. Khusus untuk organ otak, merokok bisa menyebabkan otak menyusut dan memicu penyakit pikun atau Alzheimer. Sel-sel saraf akan menyusut pada bagian hippocampus dan korteks depan yang berfungsi menyimpan ingatan.

4. Konsumsi gula berlebih
Terlalu banyak mengonsumsi gula akan mengganggu proses penyerapan protein dan nutrisi sehingga tubuh akan mengalami kekurangan gizi (malnutrisi) dan akhirnya mengganggu perkembangan otak.

5. Polusi udara
Otak adalah organ yang mengonsumsi oksigen paling banyak dari tubuh. Menghirup udara yang penuh polusi akan mengurangi suplai oksigen ke otak dan akhirnya mengurangi efisiensi otak dalam bekerja.

6. Kurang tidur
Tidur akan membuat otak berisitirahat. Kekurangan tidur dalam jangka waktu lama sama saja dengan membunuh sel otak perlahan-lahan karena otak terus dipaksa untuk tetap menyala padahal otak juga butuh istirahat.

7. Menutup kepala saat tidur
Tidur dengan kepala ditutup bantal misalnya, akan meningkatkan konsentrasi karbondioksida ke otak. Saat bernafas dengan kepala tertutup, karbondioksida hasil bernafas akan masuk kembali ke dalam tubuh dan hal itu sangat berbahaya.

8. Tetap bekerja dalam keadaan sakit
Memaksakan diri untuk bekerja atau belajar dalam kondisi sakit sangat tidak baik untuk otak dan akan merusak sel-sel otak.

9. Jarang berbicara
Percakapan akan membantu seseorang untuk terus mengaktifkan sel-sel otaknya, apalagi percakapan yang berbau intelektual. Orang yang jarang berbicara akan membiarkan sel-sel otaknya mati perlahan-lahan karena tidak pernah mengaktifkannya.

10. Jarang menstimulasi pikiran
Berpikir adalah cara paling baik untuk melatih otak. Kurang menstimulasi otak dengan berbagai hal akan menyebabkan otak menyusut. Sel-sel otak akan mati karena tidak ada sesuatu yang membuat otak berkembang.

Penyakit yang berhubungan dengan otak antara lain ketidak mampuan berkomunikasi (Asperger syndrome), trauma atau kerusakan batang otak (traumatic brain injury), keterbelakangan mental (Down syndrome), epilepsi, autisme, ganguan kejiwaan (psychiatric disorders), penyakit disorientasi otak (Alzheimer), kelainan otak kronis yang mengganggu pergerakan (Parkinson), kelumpuhan (Paralyses), kerusakan atau kematian sebagian otak (partial brain degenerative disorder), Szhizoprenia dan lainnya.

Pengobatan yang biasa diterapkan untuk penyakit-penyakit otak adalah menggunakan obat-obatan dan terapi psikis. Tapi kini peneliti dan para ilmuwan sedang giat mengembangkan teknik pengobatan terapi gen dan stem cell yang diyakini dapat memperbaiki neuron atau bagian otak yang telah rusak atau mati.

Selain itu, pengembangan virus tertentu yang telah dimodifikasi secara molekular juga menjadi alternatif baru yang sedang duji peneliti. Virus yang telah dilemahkan ini kemudian diinjeksi ke pasien dan selanjutnya akan bermanfaat memperbaiki sistem saraf yang rusak.
Sumber : http://hansfibonacci.wordpress.com/

Rabu, 24 Agustus 2011

Review, Sinopsis, and Video : Super 8


Directed by J. J. Abrams
Produced by Steven Spielberg, J. J. Abrams, Bryan Burk
Written by J. J. Abrams
Starring Joel Courtney, Elle Fanning, Kyle Chandler, Ron Eldard, Riley Griffiths
Music by Michael Giacchino
Cinematography Larry Fong
Editing by Maryann Brandon, Mary Jo Markey
Studio Bad Robot Productions, Amblin Entertainment
Distributed by Paramount Pictures
Release date(s) June 9, 2011 (Australia), June 10, 2011 (United States), August 5, 2011 (United Kingdom)
Running time 112 minutes
Country United States
Language English
Budget $50 million[1]
Box office $233,891,630

Sinopsis:
Pemerintah selalu menyangkal keberadaannya. Tak ada yang tahu persis apa yang dilakukan pihak militer di tempat yang dikenal dengan nama Area 51 ini. Ada yang bilang ini hanya sekedar conspiracy theory, sementara tak jarang pula yang meyakini kalau pemerintah Amerika memang sedang melakukan penelitian tentang makhluk luar angkasa di tempat ini. Tak ada bukti, memang, setidaknya sampai ada malapetaka yang terjadi karena satu kesalahan dan menyebabkan seluruh penghuni bumi berada dalam bahaya.

Tahun 1979, pemerintah Amerika Serikat memutuskan untuk mengakhiri salah satu divisi di Area 51. Tentu saja proses penutupan satu divisi ini tidak semudah itu. Ada barang-barang yang harus dipindahkan ke lokasi lain karena tidak mungkin ditinggalkan begitu saja. Sebuah laboratorium di Ohio dipilih sebagai tempat untuk menyimpan barang-barang yang semula ada di Area 51 ini. Tentu saja proses pemindahan ini tak boleh terlihat menyolok karena pemerintah memang tak pernah mengakui keberadaan proyek ini.

Satu-satunya cara yang tak mencurigakan adalah dengan menggunakan kereta api karena alat transportasi ini tak melewati tempat keramaian dan tak terlalu memancing kecurigaan orang. Sayangnya skenario itu melupakan satu hal. Bagaimana kalau sampai terjadi kecelakaan? Nyatanya justru inilah yang terjadi. Seluruh barang yang akan dipindahkan ke Ohio hilang dalam kecelakaan kereta api ini termasuk satu muatan yang sangat berbahaya. Pihak militer harus cepat menemukan muatan ini atau kelangsungan hidup umat manusia akan terancam.

Video:


Sumber:
-kapanlagi.com
-Wikipedia
-youTube

Review : Transformer : Dark of The Moon


Directed by Michael Bay
Produced by Don Murphy, Tom DeSanto, Lorenzo di Bonaventura, Ian Bryce
Written by Ehren Kruger
Based on Transformers by Hasbro
Starring Shia LaBeouf, Josh Duhamel, John Turturro, Tyrese Gibson, Rosie Huntington-Whiteley, Patrick Dempsey

Music by Steve Jablonsky
Cinematography Amir Mokri
Editing by Roger Barton, William Goldenberg, Joel Negron
Studio DreamWorks Pictures
Distributed by Paramount Pictures
Running time 154 minutes[4]
Country United States
Language English
Budget $195 million
Box office $1,095,540,006

Adalah sebuah pengetahuan umum bagi setiap pecinta film di dunia bahwa Michael Bay adalah seorang sutradara yang sangat handal ketika ia menghantarkan sebuah film yang disertai dengan begitu banyak adegan ledakan yang memerlukan tingkat pengarahan special effect yang tinggi. Namun, merupakan rahasia umum pula bahwa dalam setiap film-film yang diarahkan oleh Bay, tidak seorangpun seharusnya mengharapkan adanya pengembangan karakter yang jelas, kontinuitas jalan cerita yang terjaga maupun aliran emosi yang akan mampu membuat penonton peduli dengan apa yang terjadi pada setiap karakter di film yang mereka tonton. Transformers: Dark of the Moon sepertinya menjadi sebuah pembuktian kembali atas kenyataan tersebut.

Dengan perantaraan narasi dari Optimus Prime (Peter Cullen), Transformers: Dark of the Moon memulai kisahnya dengan membawa para penontonnya kembali ke awal tahun 1960-an dimana pihak Amerika Serikat dan Uni Sovyet saling bersaing untuk dapat mendarat ke permukaan bulan terlebih dahulu. Persaingan tersebut ternyata tidak hanya terjadi semata karena mempertahankan ego besar dari masing-masing negara. Sebuah pesawat luar angkasa yang berasal dari Cybertron – planet dimana para Transformers berasal – dan membawa sebuah penemuan yang dapat mengakhiri peperangan antara Autobots dan Decepticons jatuh di permukaan bulan. Jatuhnya pesawat luar angkasa tersebut ternyata dapat dideteksi oleh pihak militer Amerika Serikat, yang kemudian secara rahasia meluncurkan misi untuk menyelidiki hal tersebut ke bulan guna mencegah agar pihak Uni Sovyet mendapatkannya terlebih dahulu. Di kemudian hari, berbagai material yang dibawa oleh pesawat luar angkasa asal Cybertron tersebut justru akan memicu perang besar antara Autobots dan Decepticons di atas muka Bumi.

Kembali ke masa saat ini, karakter utama dari franchise Transformers, Sam Witwicky (Shia LaBeouf), dikisahkan telah lulus dari masa kuliahnya, sedang tidak memiliki pekerjaan dan berusaha setengah mati untuk mencarinya, telah melupakan kisah kasihnya dengan Mikaela Banes (Megan Fox) yang dikisahkan memutuskan dirinya serta mendapati dirinya telah berada di atas ranjang dengan seorang wanita yang sama (atau terkadang malah lebih) panasnya dengan Mikaela, Carly Spencer (Rosie Huntington-Whiteley), yang berstatus sebagai kekasihnya saat ini. Sam kemudian menemukan sebuah fakta bahwa Megatron dan Decepticons semenjak lama telah melakukan misi rahasia untuk membunuh setiap orang yang terlibat dalam perjalanan luar angkasa yang dilakukan pihak Amerika Serikat dan Rusia untuk meneliti pesawat luar angkasa Cybertron. Tentu, Sam kemudian melaporkan temuannya ini pada Optimus Prime. Penemuan tersebut kemudian membuka sebuah tabir rahasia lain, bahwa beberapa pihak sedang berusaha untuk meneruskan ras bangsa planet Cybertron dengan memanfaatkan umat manusia di Bumi sebagai korbannya.

Lewat deretan kisah yang ditulis oleh Ehren Kruger tersebut, Transformers: Dark of the Moon kemudian mengenalkan deretan karakter-karakter baru dalam jalan ceritanya, termasuk tiga karakter yang diperankan oleh Patrick Dempsey, Frances McDormand dan John Malkovich serta puluhan karakter-karakter robot baru yang sepertinya hadir untuk menambah kompleksitas penyerapan jalan cerita film ini oleh penontonnya. Namun, kompleksitas yang paling besar justru datang dari cara Michael Bay merangkai kisah cerita yang ia hadirkan. Bay sepertinya begitu ingin menentang fakta bahwa ia adalah seorang storyteller yang payah dan selalu berusaha menyelipkan deretan drama (datar dan dalam durasi yang lama!) sebelum menghadirkan deretan adegan aksi dengan ramuan special effect tingkat tinggi yang menjadi keahlian utamanya. Ini yang menyebabkan perjalanan satu setengah jam awal Transformers: Dark of the Moon terasa seperti berjalan selamanya: datar, hambar dan sedikit mengesalkan dengan tambahan hadirnya deretan guyonan-guyonan corny khas film-film arahan Bay.

Belajar dari kesalahan yang ia lakukan pada Transformers: Revenge of the Fallen (2009) – bahwa Anda seharusnya tidak menyajikan deretan adegan dengan kandungan special effect tinggi secara setengah hati ketika jalan cerita yang Anda hantarkan sama sekali tidak dapat diandalkan – Bay kemudian menghadirkan salah satu sajian adegan aksi berteknologi tingkat tinggi paling gemilang yang pernah dihasilkan oleh Hollywood. Semua adegan aksi yang penonton harapkan dari sebuah film yang terdapat dalam franchise Transformers – para robot yang berusaha membunuh satu sama lain, para manusia yang berusaha menyelamatkan dirinya, para manusia yang terjatuh dari gedung tingkat tinggi hingga para manusia yang bersatu untuk menyelamatkan ras mereka dari kehancuran – hadir dan mampu disajikan Bay dengan sentuhan yang sangat memukau.

Mereka yang berkesempatan untuk menyaksikan film ini dalam format 3 dimensi juga diberikan banyak keuntungan tambahan. Bay memang mengkhususkan Transformers: Dark of the Moon sebagai sebuah sajian yang mampu beradaptasi baik dengan teknologi tersebut. Hasilnya, Bay juga mampu membuat Transformers: Dark of the Moon sebagai salah satu film yang mampu memanfaatkan teknologi 3 dimensi hingga saat ini. Gempuran-gempuran adegan aksi tersebut juga semakin terasa menggebu dengan kehadiran tata musik arahan Steve Jablonsky. Entah disengaja atau tidak, Jablonsky memadukan tata musik yang pernah dihadirkan di franchise Transformers sebelumnya dengan tata musik yang terinspirasi dari tata musik yang dihasilkan Hans Zimmer untuk film Inception (2010). Dan perpaduan itu terbukti mampu bekerja dengan sangat baik untuk film ini.

Untuk departemen akting, sejujurnya, franchise Transformers bukanlah sebuah ajang yang tepat bagi para pemerannya untuk membuktikan kedalaman kemampuan akting mereka. Para pemeran dari seri terdahulu sepertinya telah begitu terbiasa dengan peran yang mereka mainkan, sementara itu beberapa pemeran baru juga mampu mengisi departemen akting Transformers: Dark of the Moon dengan baik… walaupun sama sekali tidak istimewa. Pengecualian bagi Nona Rosie Huntington-Whiteley. Bukan bermaksud untuk memberikan mimpi buruk pada Nona Huntington-Whiteley, namun ia seharusnya tetap memilih untuk setia di jalur karirnya sebagai model daripada terjun dan mencoba peruntungannya di dunia akting. Akting yang diberikan Huntington-Whiteley seperti membuat penampilan Megan Fox terasa bagaikan penampilan seorang Meryl Streep. Huntington-Whiteley tampil datar dalam setiap dialognya, ekspresi wajah yang ia tampilkan serta chemistry yang ia jalin bersama Shia LaBeouf pada setiap adegan.

Transformers: Dark of the Moon jelas merupakan sebuah tambahan yang tidak jauh berbeda dari apa yang telah pernah Michael Bay sajikan di seri sebelumnya: karakterisasi yang dangkal, ketidakfokusan dalam pengarahan jalan cerita, serta kealpaan hadirnya alur emosi yang kemudian dibungkus dengan deretan adegan visual yang mampu mengundang decak kagum penontonnya. Tentu, Bay mampu belajar dari kesalahannya terdahulu dan menghadirkan Transformers: Dark of the Moon dengan intensitas adegan action serta visual effects yang jauh lebih menegangkan dan memukau daripada Transformers: Revenge of the Fallen. Namun secara keseluruhan, Transformers: Dark of the Moon semakin menunjukkan bahwa seluruh daya tarik dan unsur bersenang-senang yang ditemukan penonton pada Transformers (2007) telah benar-benar menghilang dari franchise ini.
Sumber :
-At The Movies
-Wikipedia

Review & Sinopsis : Kungfu Panda 2


Directed by Jennifer Yuh Nelson
Produced by Melissa Cobb, Guillermo del Toro (Executive)
Written by Jonathan Aibel, Glenn Berger, Charlie Kaufman (uncredited)[1]
Starring Jack Black, Gary Oldman, Dustin Hoffman, Angelina Jolie, Jackie Chan, Seth Rogen, Lucy Liu, David Cross, James Hong, Michelle Yeoh, Danny McBride
Editing by Clare Knight
Studio DreamWorks Animation
Distributed by Paramount Pictures
Release date(s) May 2011
Running time 91 minutes
Country United States
Language English
Budget $150 million
Box office $622,943,000

Sinopsis:
Kalau dulu, menjadi seorang pendekar sakti hanyalah sebuah impian, kini Po (Jack Black) benar-benar menjadi seorang pendekar. Sayangnya, terwujudnya impian ini juga membawa konsekuensi bagi Po. Ia tak boleh bermalas-malasan. Ia harus berlatih keras. Dan yang lebih penting lagi, Po harus bisa melindungi rakyat kecil yang tertindas. Tapi benarkah menjadi pahlawan pelindung rakyat kecil seperti itu hanya bisa dicapai dengan belajar Kung Fu?

Setelah pertempuran seru beberapa waktu yang lalu, kini Po bersama Master Shifu (Dustin Hoffman), Master Tigress (Angelina Jolie), Master Viper (Lucy Liu), Master Monkey (Jackie Chan), Master Mantis (Seth Rogen), dan Master Crane (David Cross) bisa bernafas lega. Valley of Peace sudah kembali tenteram dan damai. Celakanya, itu tak berumur lama karena muncul kabar yang mengharuskan para pendekar sakti ini turun gunung.

Ada kabar kalau Lord Shen (Gary Oldman) ternyata memiliki sebuah senjata rahasia yang sangat berbahaya. Dengan senjata ini, sang raja berusaha menguasai seluruh negeri. Dengan senjata rahasia ini Lord Shen jadi tak terkalahkan. Ilmu kung fu yang tinggi tak ada artinya buat senjata maut ini. Ini artinya Po harus kembali menelusuri masa lalunya dan mencari senjata untuk melawan Lord Shen.

Review:
Sekuel. Berapa banyak sekuel yang akhirnya gagal secara komersil maupun dari sisi kualitas? Banyak! Untungnya, KUNG FU PANDA 2 ini bukan termasuk sekuel yang gagal. Apa penyebabnya? KUNG FU PANDA 2 tak mengikuti pola kebanyakan sekuel yang ada.

Pertama, KUNG FU PANDA 2 tidak murni mendaur ulang alur kisah dari bagian pertama. Memang ada kesamaan tapi itu bukan inti dari cerita di bagian kedua ini. Yang terpenting lagi, alur kisah yang ditawarkan di bagian kedua ini seolah benar-benar menjadi kelanjutan dari bagian pertama. Menariknya lagi, penonton bahkan tak melihat adanya kemungkinan pembuatan sekuel.

Bagian pertama seolah berdiri sendiri, lengkap sebagai sebuah film yang utuh meskipun menyisakan pertanyaan kecil yang pada akhirnya terlupakan. Kalau Anda melihat bagian pertama, tentunya Anda bertanya-tanya bagaimana mungkin seekor panda memiliki ayah seekor angsa. Pertanyaan kecil yang bisa dilupakan namun justru menjadi kunci dari bagian kedua ini. Agaknya, sembunyi-sembunyi para penulis naskah KUNG FU PANDA memang sudah menyiapkan sekuel ini dari awal.

Dari sisi animasi, DreamWorks Animation jelas bukan pemain baru dan kualitas animasi ini diimbangi pula oleh kemampuan pengisian suara yang tak kalah bagusnya. Hasilnya, bagian kedua ini malah terasa lebih mantap dari bagian pertama dulu.
Sumber:
-IMDB
-KapanLagi.com
-Wikipedia

Review & Sinopsis : Glee: The 3D Concert Movie


Directed by Kevin Tancharoen
Produced by Ryan Murphy, Dante Di Loreto
Starring Dianna Agron, Chris Colfer, Darren Criss, Ashley Fink, Lea Michele, Cory Monteith
Music by Various artists
Cinematography Glen MacPherson
Editing by Myron I. Kerstein, Jane Moran, Tatiana S. Riegel
Studio Ryan Murphy Productions
Distributed by 20th Century Fox
Release date(s) August 12, 2011
Running time 84 minutes [1]
Country United States
Language English
Budget $9 million
Box office $13,603,891

Sinopsis:
Semuanya berawal dari ide Ryan Murphy, Brad Falchuk, dan Ian Brennan. Tiga orang ini menggagas serial GLEE yang ternyata meraih sukses besar bahkan sejak awal serial in tayang. Dari sana, GLEE kemudian berkembang menjadi bentuk lain.

Sukses di season pertama serial yang inspiratif ini pun dilanjutkan ke season kedua. Sebelum season kedua dimulai, konser akbar pun digelar. Dibuka di Dodge Theatre, Phoenix, para punggawa GLEE pun diusung berkeliling wilayah Amerika Utara dan ditutup di Uniondale pada bulan Juni lalu. Seolah tak cukup, seluruh kru pun diangkut menuju Inggris dan dilanjutkan ke Irlandia.

Film ini adalah hasil dokumentasi selama empat pekan para pendukung konser GLEE berkeliling wilayah Amerika Utara. Beberapa potongan video yang direkam di belakang layar pun ikut masuk dan dikemas dalam format 3D. Tanggal 12 Agustus, 20th Century Fox akan mulai mengedarkan film dokumenter konser ini ke berbagai gedung bioskop di seluruh dunia.
Sumber:
-IMDB
-KapanLagi.com
-Wikipedia

Blogger news

Advertisement

Comments

Chat Box

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Ads 468x60px

Featured Posts

Rabu, 14 September 2011

Kebiasaan Sepele yang Bisa Menyebabkan Otak Rusak

Otak adalah organ tubuh yang paling vital dan penting bagi kelangsungan hidup manusia. Jika manusia diibaratkan sebuah komputer, otak adalah prosesornya. Tapi tanpa disadari, setiap harinya otak bisa mengalami kerusakan dari kebiasaan hidup sehari-hari.

Seperti dilansir Calorielab, Kamis (11/2/2010), otak manusia terdiri lebih dari 100 miliar saraf yang masing-masing terkait dengan 10 ribu saraf lain. Otak adalah organ tubuh vital yang merupakan pusat pengendali sistem saraf pusat.

Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi, ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.

Otak adalah penyalur energi terbesar bagi tubuh. Meski ukuran otak hanya sebesar 2 persen dari keseluruhan berat badan manusia, tapi seluruh kegiatan tubuh dikontrol olehnya. Artinya jika berat badan seseorang 60 kg, maka berat otaknya sekitar 1,2 kg. Hampir 75 persen otak manusia terdiri atas air.

Hanya sekitar 10% fungsi otak yang difungsikan oleh manusia, dengan demikian seharusnya masih banyak potensi otak yang belum diolah oleh manusia. Apalagi kekuatan kompetensi otak adalah sekitar 1013 – 1016 operasi per detik.

Untuk itulah otak perlu dijaga dan dirawat, jika tidak penyakit-penyakit yang merusak otak pun bisa terjadi. Seperti dikutip dari Healthmad, Kamis (11/2/2010), berikut ini 10 kebiasaan sepele yang menyebabkan otak menjadi rusak, yaitu :

1. Tidak sarapan
Mereka yang tidak sarapan akan memiliki kadar gula darah yang rendah. Hal ini akan memicu ketidakcukupan nutrisi pada otak padahal otak butuh nutrisi yang cukup untuk tetap bisa bekerja. Akibat kurang suplai nutrisi terutama glukosa, akhirnya kemampuan otak akan cepat menurun.

2. Makan berlebihan
Sikap yang terlalu berlebihan bisa mengeraskan pembuluh darah di otak yang akhirnya dapat menurunkan kekuatan mental.

3. Merokok
Semua orang tahu merokok itu tidak baik untuk kesehatan dan ada banyak dampak buruk yang dihasilkan bagi organ tubuh jika merokok. Khusus untuk organ otak, merokok bisa menyebabkan otak menyusut dan memicu penyakit pikun atau Alzheimer. Sel-sel saraf akan menyusut pada bagian hippocampus dan korteks depan yang berfungsi menyimpan ingatan.

4. Konsumsi gula berlebih
Terlalu banyak mengonsumsi gula akan mengganggu proses penyerapan protein dan nutrisi sehingga tubuh akan mengalami kekurangan gizi (malnutrisi) dan akhirnya mengganggu perkembangan otak.

5. Polusi udara
Otak adalah organ yang mengonsumsi oksigen paling banyak dari tubuh. Menghirup udara yang penuh polusi akan mengurangi suplai oksigen ke otak dan akhirnya mengurangi efisiensi otak dalam bekerja.

6. Kurang tidur
Tidur akan membuat otak berisitirahat. Kekurangan tidur dalam jangka waktu lama sama saja dengan membunuh sel otak perlahan-lahan karena otak terus dipaksa untuk tetap menyala padahal otak juga butuh istirahat.

7. Menutup kepala saat tidur
Tidur dengan kepala ditutup bantal misalnya, akan meningkatkan konsentrasi karbondioksida ke otak. Saat bernafas dengan kepala tertutup, karbondioksida hasil bernafas akan masuk kembali ke dalam tubuh dan hal itu sangat berbahaya.

8. Tetap bekerja dalam keadaan sakit
Memaksakan diri untuk bekerja atau belajar dalam kondisi sakit sangat tidak baik untuk otak dan akan merusak sel-sel otak.

9. Jarang berbicara
Percakapan akan membantu seseorang untuk terus mengaktifkan sel-sel otaknya, apalagi percakapan yang berbau intelektual. Orang yang jarang berbicara akan membiarkan sel-sel otaknya mati perlahan-lahan karena tidak pernah mengaktifkannya.

10. Jarang menstimulasi pikiran
Berpikir adalah cara paling baik untuk melatih otak. Kurang menstimulasi otak dengan berbagai hal akan menyebabkan otak menyusut. Sel-sel otak akan mati karena tidak ada sesuatu yang membuat otak berkembang.

Penyakit yang berhubungan dengan otak antara lain ketidak mampuan berkomunikasi (Asperger syndrome), trauma atau kerusakan batang otak (traumatic brain injury), keterbelakangan mental (Down syndrome), epilepsi, autisme, ganguan kejiwaan (psychiatric disorders), penyakit disorientasi otak (Alzheimer), kelainan otak kronis yang mengganggu pergerakan (Parkinson), kelumpuhan (Paralyses), kerusakan atau kematian sebagian otak (partial brain degenerative disorder), Szhizoprenia dan lainnya.

Pengobatan yang biasa diterapkan untuk penyakit-penyakit otak adalah menggunakan obat-obatan dan terapi psikis. Tapi kini peneliti dan para ilmuwan sedang giat mengembangkan teknik pengobatan terapi gen dan stem cell yang diyakini dapat memperbaiki neuron atau bagian otak yang telah rusak atau mati.

Selain itu, pengembangan virus tertentu yang telah dimodifikasi secara molekular juga menjadi alternatif baru yang sedang duji peneliti. Virus yang telah dilemahkan ini kemudian diinjeksi ke pasien dan selanjutnya akan bermanfaat memperbaiki sistem saraf yang rusak.
Sumber : http://hansfibonacci.wordpress.com/

Read more...

Rabu, 24 Agustus 2011

Review, Sinopsis, and Video : Super 8


Directed by J. J. Abrams
Produced by Steven Spielberg, J. J. Abrams, Bryan Burk
Written by J. J. Abrams
Starring Joel Courtney, Elle Fanning, Kyle Chandler, Ron Eldard, Riley Griffiths
Music by Michael Giacchino
Cinematography Larry Fong
Editing by Maryann Brandon, Mary Jo Markey
Studio Bad Robot Productions, Amblin Entertainment
Distributed by Paramount Pictures
Release date(s) June 9, 2011 (Australia), June 10, 2011 (United States), August 5, 2011 (United Kingdom)
Running time 112 minutes
Country United States
Language English
Budget $50 million[1]
Box office $233,891,630

Sinopsis:
Pemerintah selalu menyangkal keberadaannya. Tak ada yang tahu persis apa yang dilakukan pihak militer di tempat yang dikenal dengan nama Area 51 ini. Ada yang bilang ini hanya sekedar conspiracy theory, sementara tak jarang pula yang meyakini kalau pemerintah Amerika memang sedang melakukan penelitian tentang makhluk luar angkasa di tempat ini. Tak ada bukti, memang, setidaknya sampai ada malapetaka yang terjadi karena satu kesalahan dan menyebabkan seluruh penghuni bumi berada dalam bahaya.

Tahun 1979, pemerintah Amerika Serikat memutuskan untuk mengakhiri salah satu divisi di Area 51. Tentu saja proses penutupan satu divisi ini tidak semudah itu. Ada barang-barang yang harus dipindahkan ke lokasi lain karena tidak mungkin ditinggalkan begitu saja. Sebuah laboratorium di Ohio dipilih sebagai tempat untuk menyimpan barang-barang yang semula ada di Area 51 ini. Tentu saja proses pemindahan ini tak boleh terlihat menyolok karena pemerintah memang tak pernah mengakui keberadaan proyek ini.

Satu-satunya cara yang tak mencurigakan adalah dengan menggunakan kereta api karena alat transportasi ini tak melewati tempat keramaian dan tak terlalu memancing kecurigaan orang. Sayangnya skenario itu melupakan satu hal. Bagaimana kalau sampai terjadi kecelakaan? Nyatanya justru inilah yang terjadi. Seluruh barang yang akan dipindahkan ke Ohio hilang dalam kecelakaan kereta api ini termasuk satu muatan yang sangat berbahaya. Pihak militer harus cepat menemukan muatan ini atau kelangsungan hidup umat manusia akan terancam.

Video:


Sumber:
-kapanlagi.com
-Wikipedia
-youTube

Read more...

Review : Transformer : Dark of The Moon


Directed by Michael Bay
Produced by Don Murphy, Tom DeSanto, Lorenzo di Bonaventura, Ian Bryce
Written by Ehren Kruger
Based on Transformers by Hasbro
Starring Shia LaBeouf, Josh Duhamel, John Turturro, Tyrese Gibson, Rosie Huntington-Whiteley, Patrick Dempsey

Music by Steve Jablonsky
Cinematography Amir Mokri
Editing by Roger Barton, William Goldenberg, Joel Negron
Studio DreamWorks Pictures
Distributed by Paramount Pictures
Running time 154 minutes[4]
Country United States
Language English
Budget $195 million
Box office $1,095,540,006

Adalah sebuah pengetahuan umum bagi setiap pecinta film di dunia bahwa Michael Bay adalah seorang sutradara yang sangat handal ketika ia menghantarkan sebuah film yang disertai dengan begitu banyak adegan ledakan yang memerlukan tingkat pengarahan special effect yang tinggi. Namun, merupakan rahasia umum pula bahwa dalam setiap film-film yang diarahkan oleh Bay, tidak seorangpun seharusnya mengharapkan adanya pengembangan karakter yang jelas, kontinuitas jalan cerita yang terjaga maupun aliran emosi yang akan mampu membuat penonton peduli dengan apa yang terjadi pada setiap karakter di film yang mereka tonton. Transformers: Dark of the Moon sepertinya menjadi sebuah pembuktian kembali atas kenyataan tersebut.

Dengan perantaraan narasi dari Optimus Prime (Peter Cullen), Transformers: Dark of the Moon memulai kisahnya dengan membawa para penontonnya kembali ke awal tahun 1960-an dimana pihak Amerika Serikat dan Uni Sovyet saling bersaing untuk dapat mendarat ke permukaan bulan terlebih dahulu. Persaingan tersebut ternyata tidak hanya terjadi semata karena mempertahankan ego besar dari masing-masing negara. Sebuah pesawat luar angkasa yang berasal dari Cybertron – planet dimana para Transformers berasal – dan membawa sebuah penemuan yang dapat mengakhiri peperangan antara Autobots dan Decepticons jatuh di permukaan bulan. Jatuhnya pesawat luar angkasa tersebut ternyata dapat dideteksi oleh pihak militer Amerika Serikat, yang kemudian secara rahasia meluncurkan misi untuk menyelidiki hal tersebut ke bulan guna mencegah agar pihak Uni Sovyet mendapatkannya terlebih dahulu. Di kemudian hari, berbagai material yang dibawa oleh pesawat luar angkasa asal Cybertron tersebut justru akan memicu perang besar antara Autobots dan Decepticons di atas muka Bumi.

Kembali ke masa saat ini, karakter utama dari franchise Transformers, Sam Witwicky (Shia LaBeouf), dikisahkan telah lulus dari masa kuliahnya, sedang tidak memiliki pekerjaan dan berusaha setengah mati untuk mencarinya, telah melupakan kisah kasihnya dengan Mikaela Banes (Megan Fox) yang dikisahkan memutuskan dirinya serta mendapati dirinya telah berada di atas ranjang dengan seorang wanita yang sama (atau terkadang malah lebih) panasnya dengan Mikaela, Carly Spencer (Rosie Huntington-Whiteley), yang berstatus sebagai kekasihnya saat ini. Sam kemudian menemukan sebuah fakta bahwa Megatron dan Decepticons semenjak lama telah melakukan misi rahasia untuk membunuh setiap orang yang terlibat dalam perjalanan luar angkasa yang dilakukan pihak Amerika Serikat dan Rusia untuk meneliti pesawat luar angkasa Cybertron. Tentu, Sam kemudian melaporkan temuannya ini pada Optimus Prime. Penemuan tersebut kemudian membuka sebuah tabir rahasia lain, bahwa beberapa pihak sedang berusaha untuk meneruskan ras bangsa planet Cybertron dengan memanfaatkan umat manusia di Bumi sebagai korbannya.

Lewat deretan kisah yang ditulis oleh Ehren Kruger tersebut, Transformers: Dark of the Moon kemudian mengenalkan deretan karakter-karakter baru dalam jalan ceritanya, termasuk tiga karakter yang diperankan oleh Patrick Dempsey, Frances McDormand dan John Malkovich serta puluhan karakter-karakter robot baru yang sepertinya hadir untuk menambah kompleksitas penyerapan jalan cerita film ini oleh penontonnya. Namun, kompleksitas yang paling besar justru datang dari cara Michael Bay merangkai kisah cerita yang ia hadirkan. Bay sepertinya begitu ingin menentang fakta bahwa ia adalah seorang storyteller yang payah dan selalu berusaha menyelipkan deretan drama (datar dan dalam durasi yang lama!) sebelum menghadirkan deretan adegan aksi dengan ramuan special effect tingkat tinggi yang menjadi keahlian utamanya. Ini yang menyebabkan perjalanan satu setengah jam awal Transformers: Dark of the Moon terasa seperti berjalan selamanya: datar, hambar dan sedikit mengesalkan dengan tambahan hadirnya deretan guyonan-guyonan corny khas film-film arahan Bay.

Belajar dari kesalahan yang ia lakukan pada Transformers: Revenge of the Fallen (2009) – bahwa Anda seharusnya tidak menyajikan deretan adegan dengan kandungan special effect tinggi secara setengah hati ketika jalan cerita yang Anda hantarkan sama sekali tidak dapat diandalkan – Bay kemudian menghadirkan salah satu sajian adegan aksi berteknologi tingkat tinggi paling gemilang yang pernah dihasilkan oleh Hollywood. Semua adegan aksi yang penonton harapkan dari sebuah film yang terdapat dalam franchise Transformers – para robot yang berusaha membunuh satu sama lain, para manusia yang berusaha menyelamatkan dirinya, para manusia yang terjatuh dari gedung tingkat tinggi hingga para manusia yang bersatu untuk menyelamatkan ras mereka dari kehancuran – hadir dan mampu disajikan Bay dengan sentuhan yang sangat memukau.

Mereka yang berkesempatan untuk menyaksikan film ini dalam format 3 dimensi juga diberikan banyak keuntungan tambahan. Bay memang mengkhususkan Transformers: Dark of the Moon sebagai sebuah sajian yang mampu beradaptasi baik dengan teknologi tersebut. Hasilnya, Bay juga mampu membuat Transformers: Dark of the Moon sebagai salah satu film yang mampu memanfaatkan teknologi 3 dimensi hingga saat ini. Gempuran-gempuran adegan aksi tersebut juga semakin terasa menggebu dengan kehadiran tata musik arahan Steve Jablonsky. Entah disengaja atau tidak, Jablonsky memadukan tata musik yang pernah dihadirkan di franchise Transformers sebelumnya dengan tata musik yang terinspirasi dari tata musik yang dihasilkan Hans Zimmer untuk film Inception (2010). Dan perpaduan itu terbukti mampu bekerja dengan sangat baik untuk film ini.

Untuk departemen akting, sejujurnya, franchise Transformers bukanlah sebuah ajang yang tepat bagi para pemerannya untuk membuktikan kedalaman kemampuan akting mereka. Para pemeran dari seri terdahulu sepertinya telah begitu terbiasa dengan peran yang mereka mainkan, sementara itu beberapa pemeran baru juga mampu mengisi departemen akting Transformers: Dark of the Moon dengan baik… walaupun sama sekali tidak istimewa. Pengecualian bagi Nona Rosie Huntington-Whiteley. Bukan bermaksud untuk memberikan mimpi buruk pada Nona Huntington-Whiteley, namun ia seharusnya tetap memilih untuk setia di jalur karirnya sebagai model daripada terjun dan mencoba peruntungannya di dunia akting. Akting yang diberikan Huntington-Whiteley seperti membuat penampilan Megan Fox terasa bagaikan penampilan seorang Meryl Streep. Huntington-Whiteley tampil datar dalam setiap dialognya, ekspresi wajah yang ia tampilkan serta chemistry yang ia jalin bersama Shia LaBeouf pada setiap adegan.

Transformers: Dark of the Moon jelas merupakan sebuah tambahan yang tidak jauh berbeda dari apa yang telah pernah Michael Bay sajikan di seri sebelumnya: karakterisasi yang dangkal, ketidakfokusan dalam pengarahan jalan cerita, serta kealpaan hadirnya alur emosi yang kemudian dibungkus dengan deretan adegan visual yang mampu mengundang decak kagum penontonnya. Tentu, Bay mampu belajar dari kesalahannya terdahulu dan menghadirkan Transformers: Dark of the Moon dengan intensitas adegan action serta visual effects yang jauh lebih menegangkan dan memukau daripada Transformers: Revenge of the Fallen. Namun secara keseluruhan, Transformers: Dark of the Moon semakin menunjukkan bahwa seluruh daya tarik dan unsur bersenang-senang yang ditemukan penonton pada Transformers (2007) telah benar-benar menghilang dari franchise ini.
Sumber :
-At The Movies
-Wikipedia

Read more...

Review & Sinopsis : Kungfu Panda 2


Directed by Jennifer Yuh Nelson
Produced by Melissa Cobb, Guillermo del Toro (Executive)
Written by Jonathan Aibel, Glenn Berger, Charlie Kaufman (uncredited)[1]
Starring Jack Black, Gary Oldman, Dustin Hoffman, Angelina Jolie, Jackie Chan, Seth Rogen, Lucy Liu, David Cross, James Hong, Michelle Yeoh, Danny McBride
Editing by Clare Knight
Studio DreamWorks Animation
Distributed by Paramount Pictures
Release date(s) May 2011
Running time 91 minutes
Country United States
Language English
Budget $150 million
Box office $622,943,000

Sinopsis:
Kalau dulu, menjadi seorang pendekar sakti hanyalah sebuah impian, kini Po (Jack Black) benar-benar menjadi seorang pendekar. Sayangnya, terwujudnya impian ini juga membawa konsekuensi bagi Po. Ia tak boleh bermalas-malasan. Ia harus berlatih keras. Dan yang lebih penting lagi, Po harus bisa melindungi rakyat kecil yang tertindas. Tapi benarkah menjadi pahlawan pelindung rakyat kecil seperti itu hanya bisa dicapai dengan belajar Kung Fu?

Setelah pertempuran seru beberapa waktu yang lalu, kini Po bersama Master Shifu (Dustin Hoffman), Master Tigress (Angelina Jolie), Master Viper (Lucy Liu), Master Monkey (Jackie Chan), Master Mantis (Seth Rogen), dan Master Crane (David Cross) bisa bernafas lega. Valley of Peace sudah kembali tenteram dan damai. Celakanya, itu tak berumur lama karena muncul kabar yang mengharuskan para pendekar sakti ini turun gunung.

Ada kabar kalau Lord Shen (Gary Oldman) ternyata memiliki sebuah senjata rahasia yang sangat berbahaya. Dengan senjata ini, sang raja berusaha menguasai seluruh negeri. Dengan senjata rahasia ini Lord Shen jadi tak terkalahkan. Ilmu kung fu yang tinggi tak ada artinya buat senjata maut ini. Ini artinya Po harus kembali menelusuri masa lalunya dan mencari senjata untuk melawan Lord Shen.

Review:
Sekuel. Berapa banyak sekuel yang akhirnya gagal secara komersil maupun dari sisi kualitas? Banyak! Untungnya, KUNG FU PANDA 2 ini bukan termasuk sekuel yang gagal. Apa penyebabnya? KUNG FU PANDA 2 tak mengikuti pola kebanyakan sekuel yang ada.

Pertama, KUNG FU PANDA 2 tidak murni mendaur ulang alur kisah dari bagian pertama. Memang ada kesamaan tapi itu bukan inti dari cerita di bagian kedua ini. Yang terpenting lagi, alur kisah yang ditawarkan di bagian kedua ini seolah benar-benar menjadi kelanjutan dari bagian pertama. Menariknya lagi, penonton bahkan tak melihat adanya kemungkinan pembuatan sekuel.

Bagian pertama seolah berdiri sendiri, lengkap sebagai sebuah film yang utuh meskipun menyisakan pertanyaan kecil yang pada akhirnya terlupakan. Kalau Anda melihat bagian pertama, tentunya Anda bertanya-tanya bagaimana mungkin seekor panda memiliki ayah seekor angsa. Pertanyaan kecil yang bisa dilupakan namun justru menjadi kunci dari bagian kedua ini. Agaknya, sembunyi-sembunyi para penulis naskah KUNG FU PANDA memang sudah menyiapkan sekuel ini dari awal.

Dari sisi animasi, DreamWorks Animation jelas bukan pemain baru dan kualitas animasi ini diimbangi pula oleh kemampuan pengisian suara yang tak kalah bagusnya. Hasilnya, bagian kedua ini malah terasa lebih mantap dari bagian pertama dulu.
Sumber:
-IMDB
-KapanLagi.com
-Wikipedia

Read more...

Review & Sinopsis : Glee: The 3D Concert Movie


Directed by Kevin Tancharoen
Produced by Ryan Murphy, Dante Di Loreto
Starring Dianna Agron, Chris Colfer, Darren Criss, Ashley Fink, Lea Michele, Cory Monteith
Music by Various artists
Cinematography Glen MacPherson
Editing by Myron I. Kerstein, Jane Moran, Tatiana S. Riegel
Studio Ryan Murphy Productions
Distributed by 20th Century Fox
Release date(s) August 12, 2011
Running time 84 minutes [1]
Country United States
Language English
Budget $9 million
Box office $13,603,891

Sinopsis:
Semuanya berawal dari ide Ryan Murphy, Brad Falchuk, dan Ian Brennan. Tiga orang ini menggagas serial GLEE yang ternyata meraih sukses besar bahkan sejak awal serial in tayang. Dari sana, GLEE kemudian berkembang menjadi bentuk lain.

Sukses di season pertama serial yang inspiratif ini pun dilanjutkan ke season kedua. Sebelum season kedua dimulai, konser akbar pun digelar. Dibuka di Dodge Theatre, Phoenix, para punggawa GLEE pun diusung berkeliling wilayah Amerika Utara dan ditutup di Uniondale pada bulan Juni lalu. Seolah tak cukup, seluruh kru pun diangkut menuju Inggris dan dilanjutkan ke Irlandia.

Film ini adalah hasil dokumentasi selama empat pekan para pendukung konser GLEE berkeliling wilayah Amerika Utara. Beberapa potongan video yang direkam di belakang layar pun ikut masuk dan dikemas dalam format 3D. Tanggal 12 Agustus, 20th Century Fox akan mulai mengedarkan film dokumenter konser ini ke berbagai gedung bioskop di seluruh dunia.
Sumber:
-IMDB
-KapanLagi.com
-Wikipedia

Read more...

About This Blog

Blog Archive

  © Blogger template Coozie by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP